Penulis : dr. Widhowati Destiathree Supardi, M.Biomed
Dosen Prodi S1 Kedokteran FKIK Universitas Alma Ata
Yogyakarta – Calon dokter Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Indonesia (UII) memperoleh wawasan berharga mengenai peran dokter dalam jalur karier akademisi. Materi ini disampaikan oleh dr. Dian Wahyu Pratami, M.Biomed, Ketua Program Studi (Kaprodi) Kedokteran pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Alma Ata, dalam acara Pembekalan Keislaman, Kewirausahaan, dan Persiapan Internship.
Acara yang dilaksanakan pada Selasa, 14 Oktober 2025, di Auditorium FK UII, ini berfokus membekali calon dokter dengan pemahaman akan peran multidimensi seorang dokter. Dokter Dian Wahyu Pratami secara lugas memaparkan bahwa profesi dokter tidak terbatas pada praktik klinis. Terdapat jalur karier mulia sebagai akademisi, yang memiliki tanggung jawab besar dalam pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat untuk memajukan ilmu kedokteran dan mencetak generasi unggul.
Sebagai perwakilan dari FKIK Universitas Alma Ata, dr. Dian menyoroti komitmen institusinya dalam mendorong peran aktif dosen dan mahasiswa dalam tri dharma perguruan tinggi. FKIK Universitas Alma Ata dikenal memiliki fokus kuat pada kedokteran komunitas dan Islamisasi ilmu, yang mendukung peran dokter akademisi dalam pengabdian masyarakat dan penelitian yang relevan dengan kebutuhan kesehatan primer. “Di Universitas Alma Ata, kami tidak hanya mendidik dokter yang kompeten secara klinis, tetapi juga akademisi yang berintegritas dan peduli pada kondisi kesehatan masyarakat,” jelas dr. Dian. Model pendidikan Alma Ata mendorong lulusan untuk menjadi agen perubahan yang berbasis pada penelitian dan pengabdian, selaras dengan visi Alma Ata.
dr. Dian menekankan bahwa seorang dokter akademisi berperan sebagai dosen yang mentransfer ilmu pengetahuan terbaru dan keterampilan klinis. Peran ini membutuhkan passion mengajar dan kemauan untuk terus up-to-date. “Menjadi dosen kedokteran berarti menjadi arsitek masa depan kesehatan bangsa,” motivasinya. Selain mengajar, penelitian adalah jantung karier akademisi, dr. Dian Wahyu Pratami, M.Biomed, yang berlatar belakang biomedis, mendorong para calon dokter untuk aktif dalam riset, baik fundamental maupun klinis. Penelitian adalah kunci untuk menemukan solusi masalah kesehatan dan mengembangkan tata laksana yang lebih baik, memberikan kontribusi bagi kesehatan populasi yang lebih luas. Peran akademisi juga terwujud dalam pengabdian masyarakat, seperti penyuluhan kesehatan dan advokasi kebijakan. Keterlibatan ini memperkaya pengalaman dan memperluas dampak profesi dokter.
Terakhir, dr. Dian mengaitkan peran akademisi dengan etika dan nilai-nilai luhur profesi dokter. Menjadi akademisi berarti menjadi role model bagi mahasiswa, menanamkan integritas, kejujuran ilmiah, dan sikap profesionalisme. Partisipasi dr. Dian Wahyu Pratami, Kaprodi Kedokteran FKIK Universitas Alma Ata, ini memberikan perspektif inspiratif bagi calon dokter UII. Jalur karier akademisi adalah panggilan yang menantang namun memuaskan, menawarkan kesempatan untuk berinovasi, mendidik, dan berkontribusi signifikan pada dunia kesehatan Indonesia.